AMBON — Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Maluku bersinergi dengan Yayasan EcoNusa sebagai mitra dari Kwartir Nasional dalam hal ini Komisi Pengabdian Masyarakat menggelar Sosialisasi dan Workshop Mangrove Badge Challenge, Jumat (06/10/2023).
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Kwarda Maluku Kak Saiful Almaskati mewakili Ketua Kwarda Kak Widya Pratiwi Murad yang berhalangan hadir. Pada pembukaan kegiatan tersebut, Kak Saiful membacakan sambutan dari Ketua Kwarda Maluku.
Mengawali sambutannya, Ketua Kwarda menyebutkan bahwa Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Pendidikan Kepramukaan bagi anak-anak, remaja, dan pemuda Indonesia di seluruh pelosok, yang menggunakan Metode Kepramukaan dan berlandaskan pada Prinsip Dasar Kepramukaan dalam melakukan transformasi nilai-nilai kepramukaan yang terkandung dalam Kode kehormatan Pramuka, yakni Satya dan Darma.
“Pendidikan kepramukaan yang diselenggarakan merupakan upaya untuk menumbuhkan tunas bangsa yang berkarakter agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab, mampu membina dan mengisi kemerdekaan serta membangun dunia yang lebih baik,” ujar Ketua Kwarda Maluku sebagaimana dibacakan oleh Kak Saiful.
Menurutt Ketua Kwarda, pendidikan kepramukaan bagi kaum muda kita, juga mencakup aspek pendidikan lingkungan, yang terintegrasi ke dalam kurikulum Syarat Kecakapan Umum, Syarat Kecakapan Khusus, dan SPG bagi Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega.
“Untuk itu pula Gerakan Pramuka telah memiliki sejumlah program yang terkait dengan isu lingkungan, antara lain Program Pramuka Peduli Bidang Pelestarian Lingkungan Hidup, Program Gugus Depan Ramah Lingkungan, dan sebagainya,” tegas Ketua Kwarda.
Selanjutnya, Kak Widya menjelaskan bahwa saat ini telah dikembangkan pula sejumlah challenge badge yang erat kaitannya dengan lingkungan, baik oleh WOSM, maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Semuanya itu disiapkan bagi kaum muda kita, sebagai alat motivasi bagi mereka, sekaligus penghargaan atas pencapaian pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu sesuai dengan minat dan bakatnya,” imbuhnya.
Kak Widya menyebutkan bahwa bumi kita diperhadapkan dengan krisis iklim dan krisis lingkungan, yang kemudian mempengaruhi aspek lain dari kehidupan manusia, seperti ketersediaan pangan, kesehatan, dan lain sebagainya. Laut kita juga diperhadapkan dengan banyaknya sampah yang berserakan, terutama sampah yang memiliki siklus musnah yang panjang dan lama.
“Oleh karena itu, anggota Gerakan Pramuka sebagai bagian dari warga bumi perlu secara aktif dalam melakukan berbagai upaya mengatasi krisis iklim dan lingkungan tersebut. Hal ini merupakan bagian dari imlementasi Satya dan Darma Pramuka kita,” tegasnya.
Sebagaimana Nota Kesepahaman yang ditandatangai antara Gerakan Pramuka dan Yayasan EcoNusa pada 2022 lalu, Anggota Gerakan Pramuka dapat berpartisipasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berkelanjutan.
Kegiatan Workshop Mangrove Challenge Badge ini menjadi salah satu wadah yang nantinya diimplementasikan bagi para pramuka siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
“Dari berbagai literatur tentang mangrove, kita bisa mengetahui bahwa ekosistem mangrove sangat besar manfaatnya bagi penanganan krisis iklim dan krisis lingkungan,” urai Kak Widya dalam sambutan tertulisnya.
Oleh karena itu, Kak Widya juga menyebutkan bahwa ketika para pramuka mengetahui, memahami, dan secara aktif menjaga kelestarian mangrove maka kita bisa secara konkrit ikut berkontribusi dalam penanggulangan krisis iklim dan lingkungan.
“Di hari ini, kita akan melaksanakan Workshop tentang Challenge Badge tersebut, sebagai langkah awal ujicoba di Maluku. Hal ini karena Kwartir Daerah Maluku telah dipercayakan dan ditunjuk oleh Kwartir Nasional untuk menjadi salah satu lokasi uji coba Mangrove Challenge Badge,” ujarnya.
Kak Widya memyampaikan bahwa hasil uji coba tersebut akan menjadi masukan bagi Kwarnas dan Yayasan EcoNusa untuk menyempurnakan konsep Mangrove Badge tersebut, sebelum diimplementasikan ke seluruh Indonesia.
Ketua Kwarda sebagaimana sambutan tertulis yang dibacakan dalam kesempatan tersebut juga berharap agar kegiatan workshop ini bisa diikuti dengan baik oleh kakak-kakak pembina yang menjadi peserta.
“Manfaatkanlah waktu yang ada hari ini secara optimal untuk mendapatkan masukan dari para narasumber dari Kwartir Nasional sehingga kakak-kakak lebih siap untuk mendampingi adik-adik pramuka di Gugus Depan masing-masing dalam melakukan berbagai aktivitas untuk bisa memperoleh mangrove badge,” pintanya.
Selain itu, Ketua Kwarda juga berharap agar kakak-kakak dapat mengembangkan model-model permainan dan lagu-lagu yang bisa digunakan dalam latihan pramuka.
Pihaknya berterimakasih kepada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Yayasan EcoNusa yang telah mempercayakan Provinsi Maluku sebagai lokasi ujicoba Mangrove Challenge Badge ini.
“Demikian pula kepada kakak-kakak Ketua Kwartir Cabang Kota Ambon, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat yang telah mengirimkan para pembina pramuka untuk mengikuti kegiatan ini,” pungkasnya.
Adapun kegiatan ini diikuti oleh 40 peserta yang merupakan pembina Pramuka golongan Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega dari Kwartir Cabang (Kwarcab) kota Ambon, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat.
SKY/CST